Masalahnya adalah, yang sebenernya udah siap buat
Jujur, kalo ditanya apakah aku sudah siap untuk menikah—dan kebetulan kedua orang tuaku sudah berusaha untuk bertanya secara halus mengenai hal ini, aku pasti bakalan jawab antara iya dan engga alias ga tau..
Sementara, aku yakin buat dia ide ini masih jauh banget di belakang ide bagaimana mencari uang untuk membeli gadget terbaru, dibelakang ide spesifikasi gadget terbaru yang oke buat dibeli, dibelakang ide bagaimana memaksimalkan kinerja gadget yang baru dibeli, dan mungkin bahkan dibelakang ide bagaimana mendapatkan tujuan hidup di masa depan—well, perhaps only heaven knows about that..
Dan, kemudian hari ini aku mendapatkan bahan bacaan yang yah katakanlah menginspirasiku, maka jadilah aku menuliskan tulisan ini di sela-sela pekerjaanku yang kebetulan lagi agak longgar setelah beberapa waktu yang lalu kaya lagi dikejer-kejer setan..
Dari apa yang baru saja aku baca, ada beberapa hal yang tampaknya harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum mengatakan “I do”
1. Apa yang menjadi tujuan utamamu sebenarnya? Apakah hanya pesta pernikahan indah seperti di negeri dongeng atau pernikahan sesungguhnya yang mungkin sebagian besar hanya diisi dengan masalah dan duka?
Well, kalau kamu hanya menginginkan pesta pernikahan indah seperti di negeri dongeng, kamu juga harus ingat kalau negeri dongeng itu tidak benar-benar ada—bahkan pesta pernikahan yang telah dipersiapkan sebaik-baiknya di dalam periode yang cukup panjang juga bisa berakhir berantakan..
Dan, kamu harus ingat bahwa apa yang akan kamu jalani sepanjang sisa hidupmu tidak sama dengan apa yang kamu jalani di dalam pesta pernikahanmu selama beberapa jam saja.
Siapkah kamu menghabiskan sisa hidup dan waktumu bersama dengan dia?
2. Apa yang sesungguhnya kamu inginkan? Cincin di jari manis mu atau seseorang yang membuatmu ingin menghabiskan seluruh sisa hidupmu bersamanya?
Well, kalau kamu hanya mencari alasan untuk menyematkan cincin di jarimu, sesungguhnya kamu bisa melakukannya tanpa perlu menikah bukan?
Menikah bukanlah satu-satunya hal yang bisa kamu jadikan alasan untuk mengenakan cincin baru bukan?
Dan kamu harus ingat juga bahwa pasanganmu kelak mungkin menolak untuk mengenakan cincin pernikahan kalian! Well~
3. Apa yang sesungguhnya membuatmu berpikir kalau kamu sudah siap untuk melepaskan semua kebebasanmu, karirmu, bahkan mungkin kebahagiaanmu saat tidak bersama dia hanya untuk menikah dengannya?
Jujurlah pada dirimu sendiri apakah kamu sudah siap untuk melepaskan kesenangan dan kebiasaanmu saat kamu masih sendirian hanya untuk menikah dengan seseorang yang mungkin belum siap untuk melepaskan kesenangan dan kebiasaannya?
Look at the cost of your relationship. If you have to give up your friends, career, or family, for example, the cost is too high. If it all falls apart, are you going to be emotionally bankrupt? It is better to be healthy alone, than sick with someone else.—Dr.Phil.com4. Apakah kamu ingin menikah karena kamu merasa kalau menikah akan membuatmu merasa menjadi lengkap bersama dia?
Kalau kamu berpikir kamu selalu memerlukan pasangan hidup untuk membuatmu merasa menjadi pribadi lengkap dan selalu bergantung pada pasanganmu, berarti kamu telah mengikat dirimu sendiri dengan pikiran yang salah. Kamu tidak memerlukan orang lain untuk menjadi pribadi yang lengkap karena sebenarnya pernikahan mungkin tidak akan merubah apapun selain status pernikahan di kartu tanda pendudukmu.
5. Pernikahan mungkin belum
Well, kamu cuma punya 2 pilihan: menunggu sampai dia siap yang entah sampai kapan atau mencari seseorang yang lain yang telah menjadikan pernikahan sebagai prioritas hidupnya..
Berpikirlah menggunakan hati dan logikamu sebelum memutuskan apakah kamu sudah siap untuk membangun keluarga dengan kekasihmu yang sekarang karena pernikahan mungkin hanya bisa berlangsung satu kali di dalam hidupmu dan kamu tentunya tidak ingin menyesali keputusanmu itu seumur hidupmu!
Anyway, tulisan ini bukan ditulis buat menyatakan kalau aku udah pengen nikah..
I’m writing this just because i want to write
Cheers~~
0 komentar:
Posting Komentar