Jika kita ingin menikah dengan seseorang yang kita sukai
dan cintai baik laki-laki maupun perempuan, maka kita harus mendapatkan
izin serta doa restu dari orang tua dan keluarga besar orang tersebut.
Tanpa izin dan doa restu dari orangtua atau wali beserta keluarganya
maka suatu pernikahan atau perkawinan menjadi tidak sah dan jika
dipaksakan bisa mengarah kepada berbagai keburukan.
Jika orangtua dari si pria maupun si wanita ada yang belum merestui,
maka untuk menunjukkan keseriusan pasangan tersebut untuk bersatu dengan
maju terus pantang mundur, bersedia sabar, selalu setia dan terus
berusaha mendapatkan izin orangtua dengan melakukan apa yang diinginkan
selama tidak bertentangan dengan hukum negara dan hukum agama. Jika
memang sudah lama dan tidak ada kemajuan, ya sebaiknya mengalah saja dan
mencari pasangan lain yang sesuai dengan kriteria orangtua yang juga
sesuai dengan selera kita karena memang mungkin belum jodohnya.
Berikut ini merupakan hal-hal umum yang disukai oleh kebanyakan
orangtua di dunia terhadap calon pasangan nikah anak-anaknya sebagai
pedoman kita mengubah sikap dan perilaku kita untuk lebih dewasa dan
logis :
1. Berpenampilan Rapi
Orangtua tidak senang melihat anaknya berteman dengan orang yang
urakan dan tidak memperhatikan masalah penampilan mulai dari gaya
berpakaian, gaya rambut, pemakaian aksesoris, kerapihan, kebersihan,
aroma dan lain-lain. Tampilah seperti orang-orang biasa pada umumnya
yang berpenampilan baik.
2. Sopan Santun
Jaga sopan santun anda kepada orangtua. Jangan samakan orang tua
dengan teman-teman sebaya kita. Pakailah cara sopan adat budaya jawa
walaupun kita bukan orang jawa karena rata-rata orang suka dengan orang
yang memakai tata krama adat jawa mulai dari cara bicara, cara berbahasa
tubuh, mimik muka, cara berjalan, cara tersenyum, cara tertawa dan lain
sebagainya.
3. Terlihat Punya Masa Depan Yang Baik (Bibit Bebet Bobot)
Mana ada orang tua yang mau menikahkan anaknya dengan orang-orang
yang tidak baik mulai dari fisik sampai ke ekonomi. Biarpun memiliki
wajah yang kurang bagus asalkan rapi dan sopan masih bisa diterima camer
(calon mertua). Biarpun miskin akan tetapi punya tekad dan semangat
untuk mencari nafkah yang halal masih bisa direstui camer. Biar masih
sekolah atau kuliah tetapi punya prestasi yang baik. Tinggal bagaimana
kitanya saja bisa meyakinkan bahwa kita pantas menjadi pendamping
anaknya.
4. Mengakrabkan Diri Dengan Keluarganya
Kita harus mampu beradaptasi dengan kondisi keluarga calon suami atau
calon isteri kita apa adanya walaupun tidak seperti yang kita bayangkan
sebelumnya. Perlu pendekatan dengan ayah, ibu, kakak, adik, sepupu,
teman, paman, bibi, nenek, kakek, pembantu, sopir, tetangga, dan lain
sebagainya. Kita harus mau disuruh-suruh orang orangtua atau walinya
selama itu baik dan tidak terlalu memberatkan kita. Mungkin itu adalah
suatu ujian bagi kita.
5. Rajin Ibadah
Orangtua yang agamis maupun yang tidak agamis senang melihat anaknya
bergaul dengan anak yang soleh atau solehah. Jika sudah waktunya ibadah
maka lakukan ibadah. Akan tetapi jangan pamer bahwa kita rajin ibadah
kepada Tuhan karena dilarang agama.
6. Terlihat Cinta, Mandiri, Setia, Serius dan Dewasa
Jadilah orang yang baik jika kita berharap mendapatkan doa restu yang
jujur dari orangtuanya atau walinya. Tunjukkan kepada semua orang
bahwa kita akan selalu mencintainya, menyayanginya, setia kepadanya,
menafkahinya, menjaganya, membantunya dan lain sebagainya. Itulah yang
diharapkan dari orangtua kepada calon suami atau calon istri anaknya.
Jika belum siap menikah maka paksakan diri kita untuk segera siap dalam
waktu yang singkat, karena sampai kapanpun jika tidak merasa tidak siap
bisa tidak siap-siap sampai kapanpun.
7. Siap Menikah Dalam Waktu Singkat
Untuk menunjukkan tekad kita yang kuat untuk bersatu dengan pasangan
atau pacar kita, maka jika diminta untuk segera melakukan lamaran atau
bahkan nikah atau kawin kita harus cepat tanggap melaksanakannya. Entah
orangtua atau wali kita setuju atau tidak maupun ada modal atau tidak
itu urusan nanti, yang penting jalankan sesuai perintah. Dengan begitu
orangtua si dia akan lebih tambah merestui hubungan kita dengan anaknya.
-----
Mungkin masih ada yang lain lagi yang belum masuk dalam tulisan ini,
atau memang calon mertua kita itu memiliki kriteria khusus dalam
melakukan seleksi calon suami atau isteri anak-anaknya. Tinggal
bagaimana kita menyikapinya apakah mau lanjut atau tidak yang pasti
jangan mudah putus asa. Namun jika masalahnya adalah perbedaan agama
sebaiknya jangan diteruskan karena hukum agama dan hukum negara
melarang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar